Kisah Kasih Di Sekolah (part 1)


 Cerita kali ini akan berbeda, karna aku bisa bertemu dengannya diluar waktu liburan sekolah. 

Saat ini aku dan Diki duduk dibangku kelas 11 dan kami sudah menjadi organisator di Pesantren. Di Pesantren kami juga tentunya ada sebuah organisasi yang diwajibkan bagi siswa kelas 11 dan 12, nama organisasi tersebut adalah Organisasi Pelajar Pondok Modern Assalam (OPPMA) dan organisasi Koordinator yang bertugas dibidang Kepramukaan. Banyak sekali bagian-bagian didalamnya, mulai dari ketua bagian, bagian dapur, keterampilan, kebersihan, keamanan dan masih banyak lainnya. Kala itu aku menjabat sebagai Bagian Dapur OPPMA, tugas kami adalah membantu ibu dapur untuk membagikan lauk pada waktu makan. Salah satu program kerja kami sebagai bagian dapur adalah setiap satu bulan sekali kami akan ikut berbelanja ke pasar untuk kebutuhan makan di pesantren putri. Sampai pada suatu hari, aku bersama dua temanku Hanifa dan Nurul ikut pergi ke pasar untuk membantu berbelanja kebutuhan makanan. Selesai sudah kami berbelanja kebutuhan makanan, kami pergi mencari sarapan bubur ayam.     

Selesai kami sarapan, tak sengaja aku melihat seorang santri putra dan dia mengenakan jaket yang pernah aku lihat seperti jaket yang dimiliki oleh Diki. Aku dan Nurul mengikuti jejak mereka, tapi kami tertinggal dan memutuskan untuk kembali ke mobil yang kami tumpangi untuk berbelanja. Aku terkejut karna ternyata benar yang mengenakan jaket tadi adalah Diki dan satu temannya yang tidak aku kenal. Diki menawariku minuman (sebut saja Mizone), tapi aku menolaknya karna ada ustad tepat berada diantara mobil putra dan putri. Senang rasanya bisa melihat dia kala itu, tapi sayangnya kami tidak bisa berbincang dan kami hanya bisa saling memberi isyarat sekalipun jaraknya dekat karna memang aturan dari pesantren "dilarang mengobrol apalagi bertemu dengan santri putra", yaa walaupun beberapa dari kami sering sekali diam-diam mencuri waktu untuk bisa saling bertemu. Tak lama kemudian, belanjaan kami sudah diantarkan ke mobil pick up dan saatnya kami kembali ke pesantren kami masing-masing karna memang pesantren putra dan putri saat itu sudah terpisah jarak jauh. 

Jadi, dulu pesantren tempatku memang sempat digabung putra putrinya dan aku juga sempat meraskannya dari awal aku masuk pesantren kelas 7 sampai kelas 10 hingga kemudian akhirnya pimpinan kami memutuskan untuk memindahkan santri putri ke tempat baru yang jaraknya cukup jauh dengan jarak tempuh 1-2 jam. Dulu sebelum putra putri dipisah dan setiap ada kegiatan pesantren, akan selalu menjadi ajang cuci mata para santri untuk saling curi pandang, diam-diam bertemu dan mendapatkan hukuman jika kepergok oleh bagian keamanan. Santri putri akan menggunakan kerudung warna warni, sedangkan santri putranya akan dibotak, belum lagi mereka akan berkeliling pesantren dengan membawa papan tulis bertuliskan "I am falling in love with Fulan", sangat memalukan bukan (?), tapi apa boleh buat, namanya juga pelanggaran dan pasti ada hukumannya. Lucu jika harus mengingat masa-masa dulu tapi menyenagkan. 

Pertemuanku dengan Diki tidak hanya sekali, bahkan beberapa kali kami membuat janji via facebook agar bisa bertemu diluar pesantren. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey of Mine

Please Don't Give Up!!!

My Luck(🥜) Friends