Unplanned Meeting
Setiap liburan tiba, santri-santri akan selalu menunggu orangtuanya menjemput pulang, yaa walaupun tidak semua santri dijemput dan beberapa dari mereka akan nebeng ke kendaraan temannya atau meminjam orangtua temannya agar diizinkan pulang, karna biasanya pengasuhan santri tidak akan memberikan izin jika santrinya tidak dijemput. Libur telah tiba dan itu artinya aku bisa membuka sosial media. Dari sekian banyak teman yang online, selalu ada kabar yang ditunggu dan yaaa, kabar dari Diki akan selalu aku tunggu. Tidak ada hal spesial sebenarnya, namun entah mengapa aku senang bisa bertukar cerita dengannya via chat ataupun via telpon.
Setiap liburan, aku selalu menyempatkan main bersama temanku atau sekedar berkunjung dan tidak menginap. Liburan kala itu adalah liburan Bulan Ramadhan, temanku menawarkanku untuk ikut pergi bersamanya dan kami berangkat bersama naik kendaraan umum. Ternyata, alasan temanku bermain kesana adalah untuk bertemu dengan doinya. Sesampainya disana, aku bertemu juga dengan teman cowo yang tentunya belum pernah aku kenal, sambil menunggu teman yang lain, kami banyak berbincang satu sama lain sampai akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke perbukitan sambil menunggu waktu berbuka puasa. Sampai waktu berbuka puasa tiba, kami berbuka bersama dirumah temanku yang sebenarnya temanku punya acara sendiri diluar dan kami dengan pedenya ikut berbuka puasa dirumahnya (sungguh tidak tahu malu wkwk). Selesai berbuka, temanku mengajak untuk tidak menginap disana karna temanku tak kunjung pulang.
Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke rumah teman kami yang ternyata satu daerah dengan Diki, jaraknya lumayan jauh dari rumah teman kami yang sebelumnya. Karna doi temanku ini harus pulang lebih dulu dan harus menjemput orangtuanya, hanya tersisa satu motor yang akan pergi ke daerah itu, sedangkan kami bertiga (cewe) dan mau gamau kita berboncengan berempat dalam satu motor. Mungkin terdengar bandel, tapi kami benar-benar tak punya pilihan untuk tidak melakukan itu. Dipertengahan perjalanan, aku dan satu temanku berpindah motor karna doinya sudah mengantarkan ortunya pulang kerumah. Selama perjalanan, kami tidak banyak berbincang karna mungkin lebih seperti kambing conge. Temanku dan doinya mengobrol dan aku mendengarkan musik sekencang-kencangnya agar tidak mendengar mereka. Kami tiba dirumah teman kami ini tepat pukul 10 malam dan kami menginap disana. Ini menjadi perjalanan malam yang paling menyeramkan bagiku karna melewati banyak pepohonan yang seram dan jalan yang berkelok tanpa ada penerangan motor.
Keesokan harinya, kami memutuskan untuk main bersama. Dari sekian teman lainnya, ada Diki yang juga ikut bermain hari itu dan yaa aku pasti akan berboncengan dengannya. Dipertengahan jalan, ban motor doi temanku ini bocor dan akhirnya kami jadi bertiga ehhe, jadi aku tidak begitu canggung. Seperti biasa, hanya untuk berfoto-foto sebentar dan kemudian pulang. Kami beristirahat dirumah teman kami dan banyak berbincang masing-masing, sebagian didalam dan sebagian lainnya diluar. Tidak terasa, waktu sudah mulai sore dan temanku sudah mulai bergegas pulang. Aku yang kala itu masih takut naik bus sendiri, akhirnya aku memberanikan diri meminta Diki untuk mengantarkanku pulang. Awalnya dia membujukku untuk menginap satu malam lagi biar besoknya dia bisa mengantarkanku pulang sampai rumah, tapi aku menolaknya dan dia mengiyakan untuk mengantarkanku pulang walaupun hanya sampai aku menaiki angkot biru muda.
Kami pulang ke arah yang berbeda dan kami selalu dipertemukan diwaktu liburan. Lagi dan lagi, pertemuan kami tidak direncanakan, hanya karna aku bermain dengan temanku dan akhirnya aku berboncengan dengan dia. Selalu begitu tapi aku senang bisa bertemu dengannya setiap liburan tiba, walaupun bukan atas dasar kesengajaan dan ini adalah kesekian kalinya aku bertemu dengannya.
Komentar
Posting Komentar