We Were a Friend


Hari libur telah tiba ...

Aku dan Diki saat itu masih duduk di bangku kelas 10 dan kita satu sekolah, hanya saja kita tidak bersekolah di sekolah negri, melainkan adalah di pesantren modern. Jadi, untuk hanya sekedar berkomunikasi, kita harus menunggu dikunjungi oleh orangtua dan kemudian bisa bertukar kabar via Facebook saja, tapi beberapa dari santri kadang suka bandel dan nebeng buka Facebook di handphone temannya yang sedang dikunjungi hanya untuk bisa berkabar dengan doinya, lucu yaaa haha. Hubungan pertemananku dengan Diki berlangsung cukup lama, sampai hampir setiap liburan kita bertemu untuk bermain bersama dengan teman-teman lainnya. 

Pertemuan pertama kami adalah ketika aku sedang berkunjung ke rumah temanku dan kami hendak pergi ke pantai. Salah satu dari teman kami ini ternyata diam-diam memberitahu teman Diki dan mengajak bertemu di suatu tempat. Bertemulah aku dan Diki kala itu untuk pertama kalinya, kami memang tidak banyak berbincang tapi diam-diam saling curi pandang. Dia menawariku untuk menaiki motornya tapi aku menolaknya karna memang belum sedekat itu dulu, masih malu-malu kucing akunya haha. Sesampainya kami dipantai, kami hanya berfoto-foto sebentar dan kembali ke tempat pertemuan kami di sebuah alun-alun untuk sekedar istirahat dan shalat karna waktu itu sudah tiba waktu shalat magrib. Tak lama setelah itu, hujan turun dan kami semua terjebak disana dan tidak bisa pulang. Hujannya semakin deras dan kami memutuskan untuk menunggu jemputan orangtua temanku dan kami berpisah. Aku bermalam dirumah temanku dan mereka (teman cowo) bermalam ditempat lain. 

Tidak sampai disitu, Diki menghubungiku malam itu. Kami berbincang banyak hal soal pertemuan tadi, Diki menanyakan banyak hal dan beberapa diantaranya adalah "mengapa tadi malu-malu, mengapa tadi tidak memboncengku saja, mengapa tadi diam saja", ya begitulah kurang lebih pertanyaannya. Aku yang hanya menjawab singkat, karna memang aku ini anaknya pemalu wkwk. Diakhir perbincangan malam itu, dia menawariku untuk mengantarkan aku pulang karna kebetulan searah dengan rumah temannya dan aku mengiyakan tawarannya untuk pulang bersama. 

Keesokan paginya kami janjian di terminal, aku pulang bersamanya naek motor dan temanku yang lainnya naek bis. Awalnya aku merasa canggung kepada temanku karna aku pulang terpisah, tapi mereka malah menyarankanku untuk pulang bersamanya naek motor. Aku dan Diki bebincang banyak hal selama perjalanan, tapi obrolan kami terkadang tiba-tiba berhenti karna Diki mengerem mendadak yang membuat badanku semakin dekat dengannya dan aku kemudian memukulnya karna ketidak hati-hatian dia dalam berkendara. Sampailah kami di tempat tujuan, depan Indomaret dimana aku memintanya untuk menurunkanku disitu karna aku masih belum berani memperkenalkan teman cowo ke orangtua dan aku langsung bergegas pergi setelah aku berterima kasih. Sesampainya dirumah, aku lupa memberikan titipan temanku kepadanya untuk disampaikan ke doinya. Aku memberitahu Diki bahwa ada barang yang tertinggal yang belum aku sampaikan dan dia menawarkanku untuk bertemu di depan Indomaret lagi keesokan sorenya. 

Dan yaaaaa 

Keesokan harinya kami bertemu lagi didepan Indomaret, tapi ternyata dia datang bersama dua orang temannya yang tidak aku kenal. Tadinya aku mau langsung pulang aja setelah aku memberikan barang titipan temanku itu karna sudah terlalu sore dan mungkin aku tidak akan mendapatkan angkot untuk pulang, tapi dia memintaku untuk duduk sejenak di sebelahnya (mungkin alasan dia juga biar dia bisa antarkan aku pulang sore itu) yang sebenarnya membuatku sedikit tidak nyaman karna aku cewe sendiri disana. Dan benar, sore itu sudah mepet waktu magrib, awalnya aku mengelak karna aku pakai rok kala itu tapi dia memaksa dan akhirnya aku mengiyakannya. Pertemuan pertamaku berakhir di sore itu, karna harus menunggu liburan selanjutnya untuk bertemu lagi. 

See you next liburan...












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Please Don't Give Up!!!

A Journey of Mine

My Luck(🥜) Friends